A.
Masyarakat Pedesaan Dan Masyarakat Perkotaan.
1.
Masyarakat Perkotaan.
a.
Pengertian masyarakat
Masyarakat (yang diterjemahkan dari istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau
sebaliknya, dimana kebanyakan interaksi adalah antara individu-individu yang
terdapat dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” berakar dari bahasa Arab,
musyarakah. Arti yang lebih luasnya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah kelompok atau
komunitas yang interdependen atau individu yang saling bergantung antara yang
satu dengan lainnya. Pada umumnya sebutan masyarakat dipakai untuk mengacu
sekelompok individu yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
b.
Syarat-Syarat Menjadi Masyarakat
1. Mematuhi
aturan yang dibuat oleh negara
2. Mematuhi
hak dan kewajiban sebagai masyarakat
3.
Melindungi negara ditempat masyarakat tersebut bermukim
4.
Menciptakan lingkungan yang tentram dan damai
c.
Pengertian Masyarakat Perkotaan
Masyarakat kota adalah sekumpulan manusia dalam jumlah
besar yang berinteraksi dalam sebuah daerah besar. Dimana dalam melakukan
interaksi tersebut pemerintah sebagai pemimpin dari kelompok tersebut membuat
peraturan – peraturan. Tujuan dari peraturan–peraturan yang dibuat oleh
pemerintah adalah sebagai pembatas kegiatan perseorangan. Dalam melakukan
kegiatan di dalam kelompok tersebut, setiap individu atau perorangan harus
mengerti apa peraturan yang berlaku di daerah yang mereka tempati atau tempat
yang mereka pijaki. Seperti saat anda berkendara di jalan raya, di
perpustakaan, dan lain sebagainya.
Tetapi kehidupan masyarakat kota sekarang kebanyakan
tidak mengikuti peraturan yang ada disekitar lingkungan mereka. Seperti
kehidupan masyarakat di kota Jakarta. saat anda berkendara, pernahkan anda
melihat para pengendara sepeda motor berhenti dibelakang garis separator lampu
merah? Saya rasa tidak. Atau pernahkah anda melihat para pengendara
melintas di jalur khusus busway? Saya rasa sering,
walaupun tidak dalam keadaan macet. Dalam hal ini manusia diperlukan
pembelajaran “Bagaimana menahan kesabaran dalam berlalu lintas?”. Tetapi
pemerintah masih saja kurang baik dalam memelihara ketertiban lalu lintas.
Berbeda dengan halnya peraturan berlalu lintas di Amerika. Setiap jalan atau
jalur, diberikan peraturan berupa kecepatan maksimal, bahkan ada parkir khusus
untuk penyandang cacat. Ini hanya sebagian kecil contoh dari kehidupan
masyarakat kota. Masyarakat kota terkadang memikirkan kegengsian yang sangat
tinggi, karena mereka ingin memiliki sesuatu tanpa melihat apa yang sesuai ia
miliki, sedang untuk masalah solidaritas, kota terkadang memikirkan individu
mereka saja. Pemikiran yang berbeda dengan desa, pergaulan dikota yang sangat
rawan bisa dikatakan sangat bebas, dan banyak ditemukan di banyak daerah,
Pekerjaan dikotapun bisa dikatakan sangat mudah ditemukan
apabila kita mempunyai kemampuan yang diinginkan dunia usaha, karena berbagai
macam pekerjaan terdapat di kota, rasa nyaman, tentram, dan damaipun sulit
untuk ditemukan karena di kota cenderung bising karena kendaraan atau suara
pabrik-pabrik besar, tempat yang hijau dan sejukpun sulit ditemukan, karena di
kota sudah jarang sekali adanya pohon sebagai penghasil oxygen.
d. Ciri-Ciri Masyarakat Kota
Ciri
masyarakat perkotaan :
1. Lebih
padat
2. Heterogen
3.
Mobilitasnya tinggi
4.Lebih
menghargai waktu (tidak tergantung pada alam)
5. Daya
saing (kompetisi) yang tinggi dan menimbulkan individualistik.
e. Perbedaan Masyarakat Desa Dengan Kota
Masyarakat
desa
Masyarakat desa memiliki hubungan yang lebih erat dan
lebih mendalam dibanding masyarakat kota. Biasanya mereka hidup berkelompok dan
mayoritas bermata pencaharian petani. Pekerjaan di luar pertanian hanya sekedar
sampingan, meskipun ada pula sebagian kecil yang berstatus pegawai negeri, TNI,
POLRI, maupun karyawan swasta, namun persentasenya relatif kecil.
Kepala desa, tokoh masyarakat dan golongan kaum tua
lebih dominant berpengaruh dan memegang peranan penting sera menjadi tokoh
panutan bagi warga setempat san keputusan – keputusannya sangat mengikat bahkan
telah dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari – hari dan menjadi adat
setempat.
Rasa persatuan sangat kuat san menimbulkan saling
kenal mengenal dan saling tolong menolong atau gotong royong dalam segala hal.
Alat komunikasi sangat kurang sehingga komunikasi yang berkembang cenderung
sangat sederhana bahkan desas – desus, kasak – kusuk masih menjadi kebiasaan
dan sangat cepat diterima oleh masyarakat, meskipun hal itu biasanya dilakukan
pasa hal-hal yang mengarah negatif.
Masyarakat
Kota
Kehidupan
masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga
yang satu dengan lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa persatuan
tolong menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian social cenderung
berkurang.
Perbedaan
masyarakat desa dan masyarakat kota
Perbedaan
masyarakat kota dengan masyarakat desa adalah sebagai berikut
1)Masyarakat
kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Terdapat
spesialisasi dari variasi pekerjaan.
b.Penduduknya
padat dan bersifat heterogen.
c.Norma-norma
yang berlaku tidak terlalu mengikat.
d.Kurangnya
kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai
menrun.
2)Masyarakat
desa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah
penduduk tidak terlalu padat dan bersifat homogen.
b.Kontrol
sosial masih tinggi.
c.Sifat
gotong royong masih kuat; dan
d.Sifat
kekeluargaannya masih ada.
Perbedaan masyarakat kota dengan masyarakat di desa,
misalnya ketika membuat rumah di desa dilakukan dengan gotong royong sedang di
kota pada umumnya dilakukan dengan membayar tukang. Hubungan sosial kemasyarakatan
di desa dalam satu desa antara satu RT atau RW terjadi saling mengenal,
sedangkan di kota sudah mulai hilang hubungan sosial kemasyarakatannya misalnya
antara satu RT dengan RT yang lainnya pada umumnya tidak saling mengenal.
f. Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang
wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan,
karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam
memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur¬mayur,
daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis¬jenis
pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek¬proyek
perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan
tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat
musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat
untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga
diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan
pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan
dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang¬bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat
dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau
kesehatan, montir¬montir, elektronika dan alat transportasi serta tenaga yang
mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budi daya pertanian,
peternakan ataupun perikanan darat.
Dalam kenyataannya hal ideal tersebut kadang-kadang
tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah penduduk semakin
meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal, luas lahan pertanian sulit
bertambah, terutama di daerah yang sudah lama berkembang seperti pulau Jawa.
Peningkatan hasil pertanian hanya dapat diusahakan melalui intensifikasi budi
daya di bidang ini. Akan tetapi, pertambahan hasil pangan yang diperoleh
melalui upaya intensifikasi ini, tidak sebanding dengan pertambahan jumlah
penduduk, sehingga pada suatu saat hasil pertanian suatu daerah pedesaan hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduknya saja, tidak kelebihan yang dapat
dijual lagi. Dalam keadaan semacam ini, kotaterpaksa memenuhi kebutuhan
pangannya dari daerah lain, bahkan kadang-kadang terpaksa mengimpor dari luar
negeri. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan
kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang yang
tidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka ini merupakan kelompok
pengangguran, baik sebagai pengangguran penuh maupun setengah pengangguran.
Salah satu
bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
Urbanisasi
dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang
saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah
baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke
kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya
masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
Sebab-sebab
Urbanisasi
1.)
Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors)
2.)
Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk
pindah dan menetap dikota(pull factors)
2.
Aspek Positif dan Negatif
a.
Aspek Positif dan Negatif Perkotaan
Aspek-Aspek
dari perkotaan antara lain :
Aspek
positif :
- Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
- Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Aspek
Negatif :
- Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota
- Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
- Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
- Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
b.
5 Unsur Lingkungan Perkotaan
- Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
- Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
- Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
- Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
- Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
c.
Fungsi External Kota
- Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu
- Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
- Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor :
- Produksi barang dan jasa
- Terminal dan distribusi barang dan jasa.
- Simpul komunikasi regional/global
- Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global.
3.
Masyarakat Pedesaan
a.
Pengertian Desa
Pengertian
desa menurut Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah
suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Menurut
Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi,
politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan
dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
b.
Ciri-ciri Desa
Ada beberapa
ciri-ciri desa, yaitu:
- Mata pencaharian penduduk relatif pada sektor pertanian.
- Perbandingan antara lahan dan penduduk relatif besar. Yaitu dimana lahan yang luas di huni oleh penduduk yang sedikit.
- Hubungan antar warga relatif akrab.
- Pada umumnya tradisi leluhur masih di pegang kuat.
c.
Ciri –ciri Masyarakat desa
Pada buku
Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga seorang ahli Sosiologi “Talcot Parsons”
menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft)
yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
- Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
- Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
- Partikularisme pada dasarnya adalah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
- Askripsi yaitu berhubungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
- Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak jelas terutama dalam hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) dapat terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa pengaruh dari luar.
d.
Macam-macam Pekerjasan Gotong Royong
- kerja bakti
- gotong-royong memperbaiki jembatan atau jalan raya
- bembersihkan kampung.
- Membangun rumah
e.
Sifat dan Hakekat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya adat dan
kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku,
tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat
pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.
f.
Unsur-Unsur Desa
1.
Daerah, dalam arti tanah-tanah dalam hal geografis.
2.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran,
dan mata pencaharian penduduk desa setempat
3.
Tata Kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan antar
warga desa.
g.
Fungsi Desa
1.
Desa yang merupakan hinterland atau daerah dukung berfungsi sebagai suatu
daerah pemberian bahan makanan pokok
2.
Desa ditinjau dari sudut pemberian ekonomi berfungsi sebagai lumbung bahan
mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
3.
Desa dari segi kegiatan kerja desa dapat merupakan desa agraris, desa
manufaktur, desa industri, desa nelayan
h.
Perbedaan Masyarakat Perkotaan dengan Masyarakat Pedesaan
Berikut ini
ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya
mereka yang bersifat umum.
- Sederhana
- Mudah curiga
- Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
- Mempunyai sifat kekeluargaan
- Lugas atau berbicara apa adanya
- Tertutup dalam hal keuangan mereka
- Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
- Menghargai orang lain
- Demokratis dan religius
- Jika berjanji, akan selalu diingat
Ada beberapa
ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
- kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
- orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
- di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
- jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
- interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.
Hal tersebutlah yang membedakan antara karakteristik
masyarakat perkotaan dan pedesaan, oleh karena itu, banyak orang-orang dari
perkotaan yang pindah ke pedesaan untuk mencari ketenangan, sedangkan
sebaliknya, masyarakat pedesaan pergi dari desa untuk ke kota mencari kehidupan
dan pekerjaan yang layak untuk kesejahteraan mereka.
B. Pengertian Sosial dan Integrasi Masyarakat
1.
Menjelaskan Perbedaan Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya, dengan berpegang prinsip bahwa tingkah laku individu
merupakan cara atau alat dalam memenuhi kebutuhannya, maka kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan
kepuasan pemenuhan dari kepentingan tersebut.
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa:
Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa:
1. kepentingan individu untuk
memperoleh kasih sayang
2. kepentingan individu
untuk memperoleh harga diri
3. kepentingan individu
untuk memperoleh penghargaan yang sama
4. kepentingan individu
untuk memperoleh prestasi dan posisi
5. kepentingan individu
untuk dibutuhkan orang lain
6. kepentingan individu
untuk memperoleh kedudukan di dalam kelompoknya
7. kepentingan individu
untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
8. kepentingan individu
untuk memperoleh kemerdekaan diri
Kenyataan-kenyataan
seperti itu menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang
akhirnya akan melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik. Permasalahan utama
dalam tinjauan konflik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara
harapan dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya kenyataan itu disebabkan oleh
sudut pandang yang berbeda antara pemerintah atau penguasa sebagai pemegang
kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa fase yaitu:
1.
Fase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman
2.
Fase disintegrasi yaitu pernyataan tidak setuju. Fase
dis-integrasi ini memiliki tahapan (Menurut Walter W. Martin dkk):
·
Ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan yang
dicapai.
·
Norma sosial tidak membantu dalam mencapai tujuan yang
disepakati.
·
Norma yang telah dihayati bertentangan satu sama lain.
·
Sanksi sudah menjadi lemah
·
Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan
norma kelompok.
2.
Diskirminasi
dan Ethosentris
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan
berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara
individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga
berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling
memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota
penerima karena ia patut untu menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai
yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat
pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang
telah disepakati itu.
Rasa solider, toleransi, tenggang rasa,
tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Paa diri setiap anggota
terkandugn makna adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab paa
setiap sikap tindak baik megnarah kepada yang hang positif maupun negative.
Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi
disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi
sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan
organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para
anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan
dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering
kita temui pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang
tetapi kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagus nya gading akan
mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara mengalami
kegoyahan-kegoyahan yang terkadang tidak terkendali dan dari situlah terjadinya
perpecahan.. Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena
perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan
sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan.
Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu,
misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu
termasuk antara mayoritas dan minoritas.
3.
Pertentangan
Sosial dan Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik (pertentangan) mengandung suatu
pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar
konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari
situasi konflik yaitu :
1.
Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau
baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik.
2.
Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang
tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai,
sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.
3.
Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang
mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang
dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,
misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang
paling kecil yaitu individu, sampai kepaa lingkungan yang luas yaitu
masyarakat.
1.
Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk
kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang
antagonistic didalam diri seseorang.
2.
Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik
yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota
kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi
mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
3.
Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada
perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an
norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai,
tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup
dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang
aa dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1.
Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak
yang telibat dalam konflik yagn diungkapkan dengan : kami mengalah, kami
mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
2.
Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak
yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk
mentaatinya.
3.
Majority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan
dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4.
Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang
memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima
keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan bersama.
5.
Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang
telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah
6.
Integration; artinya pendapat-pendapat yang
bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok
mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak
4.
Golongan-golongan yang
Berbeda dan Intgrasi sosial
Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang
majemuk, msyarakat majemuk itu di persatukan oleh sistim nasional negara
indonesia.aspek” kemasyarakatann yang mempersatukannya antara lain :
1. Suku bangsa dan
kebudayaannya
2. Agama
3. Bahasa
4. Nasional Indonesia
Masalah besar yang di hadapi indonesia
adalah sulitnya itegrasi antara 1 dengan yang lainnya. masyarakat” yang ada di
indonesia mereka tetap hidup berdampingan pada kemajemukannya, berikut adalah
beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1. Klaim/Tuntutan
penguasaan atas wilayah-wilayah yang di anggap sebagai miliknya.
2. Isu asli tidak asli
berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara indonesia asli
dengan keturunan lain.
3. Agama, sentimen agama
dapat di gerakkan untuk mempertajam kesukuan.
4. Prasangka yang
merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang golongan tertentuk.
Dalam hal ini masyarakat indonesia
seringkali terhambat integrasinya karena variabel variabel yang di sebutkan di
atas. masyarakat indonesia pada umumnya masih sulit untuk menerima sesuatu yang
baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan. misalnya saja antar
agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi perang agama di desa-desa
yang berada di pulau jawa. hal tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya bagi
mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan variabel-variabel yang ada
di atas tadi.
5. Definisi integrasi nasional
Pada hakekatnya integrasi merupakan upaya
politik/ kekuasaan untuk menyatukan semua unsure masyarakat yang majemuk harus
tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai
kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan
bersama dalam mencapai tujuan tujuan nasional dimasa depan untuk kepentingan
bersama.
Proses integrasi disebabkan adanya,
kebersamaan sejarah, ada ancaman dari luar yang dapat mengganggu keutuhan NKRI,
adanya kesepakatan pemimpin, homogenitas social budaya serta agama ,dan adanya
saling ketergantungan dalam bidang politik dan ekonomi.
Integrasi mempunyai dua dimensi, antara
lain: integrasi horizontal dan integrasi vertikal. Dimensi vertical dalam
integrasi nasional bertujuan mengintegrasikan persepsi dan prilaku elite dan
masa dengan cara menghilangkan, mengurangi perbedaan kesenjangan antara kelompok
yang berpengaruh dengan yang dipengaruhi. Sedangkan dimensi horizontal
mengintegrasikan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, dengan cara
menjembatani perbedaan-perbedaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor
teritorial/kultur dengan mengurangi kesenjangan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor
tersebut.
https://abiand.wordpress.com/tugas/7-pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/